MENGENAL LEBIH DALAM KOMUNITAS SASTRA UNIVERSITAS BATANGHARI
( KOMSAS UNBARI )
DASAR
Sastra, sepanjang sejarah sastra di Provinsi Jambi, belum lahir pengarang yang berasal dari kampus.Padahal, kampus sebenarnya ada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dengan jurusan pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.Lantas mengapa fakultas ini tidak mampu melahirkan mahasiswa yang memiliki gagasan cemerlang dan serius untuk mengurusi persoalan kebudayaan (sastra) di tingkat local sekalipun.
Tanpa bermaksud melakukan simplifikasi terhadap persoalan yang mendera sastra kampus, ada beberapa soal yang dapat dikemukakan sebagai identifikasi dan menjadi perbincangan bersama.
Dunia sastra oleh mahasiswa dalam kampus belum dipahami dan diyakini sebagai kebutuhan penting masing-masing pribadi.Tidak ada kesadaran bahwa sastra adalah aktivitas individual yang harus di implementasi kan di hadapan publik.Sastra masih dipahami sebatas teori dan tidak berupaya membuka ruang gerak sosialisasi lebih besar.Hal ini dapat dilihat dari tidak adanya kelompok dan pertemuan sastra secara simultan yang tumbuh dari kampus.
Sastra, seperti dikatakan Budi Darma, terlanjur dianggap sepotong dunia yang tidak berintegrasi dengan realitas.Sastra adalah sastra, teori sastra adalah teori sastra, sejarah sastra adalah sejarah sastra, dan sastra perbandingan adalah sastra perbandingan. Kita sering lupa bahwa dari segi apa pun kita melihatnya, tidak lain sastra adalah abstraksi kehidupan.
Melahirkan karya sastra adalah kreativitas mentransformasikan kehidupan.Maka, prefosionalisme kepengarangan bersifat terbuka.Prasyarat untuk menjadi pengarang adalah kemampuan untuk menghayati realitas.Dengan demikian, siapa pun dapat menjadi pengarang, penyair, dan dramawan.
Media sesungguhnya cukup akomodatif terhadap aktivitas satra. Hal itu dibuktikan dengan disediakannya lembaran khusus untuk tema kebudayaan (puisi, cerpen, danesai) di media massa lokal dan nasional. Namun, tidak dapat dipungkiri, ruang yang di sediakan sampai hari ini belum di isi secara serius oleh mahasiswa.
Karenanya, harus ada kesadaran masyarakat kampus yang ditumbuhkan secara tegas untuk membuka ruang lain sebagai bentuk akomodasi sastra secara serius. Kantong-kontong kebudayaan --- semacam komunitas sastra.
Atas dasar keinginan mengakomodir kreativitas mahasiswa, maka beberapa mahasiswa di kampus Universitas Batanghari terkhusus Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dengan jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, semester IV dan VI pada 8 Maret 2011 yang selanjutnya menandai sebuah gerakan sastra kampus di Universitas Batanghari, bersepakat mendirikan komunitas yang diberinama “Komunitas Sastra Universitas Batanghari” yang selanjutnya disingkat menjadi KOMSAS UNBARI.
MOTTO :Merasa bisa belum bisa diartikan benar-benar bisa.
VISI :Mewujudkan mahasiswa yang tangguh dan berorientasi karya kreatif dan inovatif
MISI :
1. Meningkatkan kualita mahasiswa sebagai sumber daya manusia yang potensial
.
2 Meningkatkan intensitas dan kualitas berkarya sastra yang aplikatif keilmuan.
3 Meningkatkan jejaring susastra di kalangan generasi muda dan media.
4 Meningkatkan pemanfaatan karya-karya sastra yang
kreatif dan inovatif secara berkelanjutan dalam mendukung program pencerdasan bangsa dan pembangunan kebudayaan.
5 Meningkatkan peran mahasiswa dalam pembangunan dan pengembangan kebudayaan daerah dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
KOMSAS UNBARI 17 MARET 2011
salam sastra.
BalasHapusteman-teman Komsas Unbari dapat menghubungi kami melalui facebook di link
http://www.facebook.com/profile.php?id=1549225730
ada nomor kontak kami. Lanjutkan upaya teman-teman mewujudkan organisasi bernafaskan sastra. Silahkan hubungi kami jika ingin mendiskusikannya.
Salam Sastra
Hidup Mahasiswa!
Bem Gama Fasa Universitas Padjadjaran
sukses buat komsas unbari, kita posting balik ya komunitas ini di blog kita.
BalasHapusjangan lupa coment ya..